“Kasihan hatimu kik”
Kata-kata itu langsung masuk
tanpa celah menghentak ke hati dan pikiranku.
Ya memang, aku seseorang dengan
pribadi introvert. Susah sekali untuk mengungkapkan isi hati ataupun pikiranku
pada orang lain. Semua permasalahan hidup, kegalauan, tangis sering kusimpan
sendiri.
“Ya itu emang sifatmu, tapi
cobalah untuk merubahnya, gak selamanya harus bertahan dengan sifatmu yang seperti
itu.”
Itu benar sekali, aku ingin
sekali merubahnya, aku ingin bercerita, aku ingin menumpahkan air mataku, keluh
kesahku pada orang lain. Sakit memang, saat semua harus kau simpan sendiri,
rasanya seperti menyimpan api didalam jerami.
Apa yang membuatku seperti ini,
entahlah. Tapi aku mencoba berpikir dan mengingat hal apa yang membuatku
memilih untuk menahan semuanya sendiri.
Ada sedikit secita proses hidupku
yang mungkin bisa jadi penyebab aku menjadi pribadi yang sekarang ini.
Ibuku meninggal saat aku berusia
9 tahun, Setelah kepergian ibu, aku hidup hanya berdua dengan bapak, kedua
kakakku melanjutkan kuliah di luar kota. Di rumah hanya berdua, kegiatan
rutinku sepulang sekolah menyiapkan makan siang, dan bersih-bersih rumah dan
semua pekerjakan rumah tangga aku lakukan. Terkadang bapakku menegurku untuk melakukannya
nanti. Tapi entah apa yang adaa di dalam diriku, aku hanya merasa ingin
melakukkannya, terasa ada beban jika aku belum mengerjakannya.
Saat aku keluar rumah, bertemu
orang-orang, banyak diantara mereka tiba-tiba menangis, mengelus rambutku,
mengasihani diriku yang terkesan malang ini.
Tapi aku tidak suka dengan
perlakuan mereka, aku merasa tidak butuh untuk dikasihani. Dan mungkin itulah kenapa
aku bersifat seperti ini sekarang. Aku ingin selalu terlihat kuat, didepan
orang lain, di depan keluargaku, dan didepan Bapak. AKu ingin mereka melihat
bahwa aku bisa hidup bahagia, tak perlu dikasihani. Saat aku merasa capek,
kesepian, dan butuh sandaran, aku tidak pernah mencoba mengatakannya pada
siapapun. Sekalipun aku tak pernah mengatakan bahwa aku merindukan ibuku pada
bapak atau mbak, aku tak pernah sekalipun membicarakan Ibu didepan mereka. Aku
ingin menunjukkan pada mereka bahwa aku baik-baik saja.
Tapi sekarang, aku sedikit
menyadari bahwa memendam tak selamanya baik, rasanya sakit sekali, kadang aku
ingin semua orang tau bahwa aku capek, aku merindukan ibuku, aku tidak sekuat
yang mereka kira.