Minggu, 17 Februari 2013

“Kasihan hatimu kik”



“Kasihan hatimu kik”
Kata-kata itu langsung masuk tanpa celah menghentak ke hati dan pikiranku.
Ya memang, aku seseorang dengan pribadi introvert. Susah sekali untuk mengungkapkan isi hati ataupun pikiranku pada orang lain. Semua permasalahan hidup, kegalauan, tangis sering kusimpan sendiri.
“Ya itu emang sifatmu, tapi cobalah untuk merubahnya, gak selamanya harus bertahan dengan sifatmu yang seperti itu.”
Itu benar sekali, aku ingin sekali merubahnya, aku ingin bercerita, aku ingin menumpahkan air mataku, keluh kesahku pada orang lain. Sakit memang, saat semua harus kau simpan sendiri, rasanya seperti menyimpan api didalam jerami.
Apa yang membuatku seperti ini, entahlah. Tapi aku mencoba berpikir dan mengingat hal apa yang membuatku memilih untuk menahan semuanya sendiri.
Ada sedikit secita proses hidupku yang mungkin bisa jadi penyebab aku menjadi pribadi yang sekarang ini.
Ibuku meninggal saat aku berusia 9 tahun, Setelah kepergian ibu, aku hidup hanya berdua dengan bapak, kedua kakakku melanjutkan kuliah di luar kota. Di rumah hanya berdua, kegiatan rutinku sepulang sekolah menyiapkan makan siang, dan bersih-bersih rumah dan semua pekerjakan rumah tangga aku lakukan. Terkadang bapakku menegurku untuk melakukannya nanti. Tapi entah apa yang adaa di dalam diriku, aku hanya merasa ingin melakukkannya, terasa ada beban jika aku belum mengerjakannya.
Saat aku keluar rumah, bertemu orang-orang, banyak diantara mereka tiba-tiba menangis, mengelus rambutku, mengasihani diriku yang terkesan malang ini.
Tapi aku tidak suka dengan perlakuan mereka, aku merasa tidak butuh untuk dikasihani. Dan mungkin itulah kenapa aku bersifat seperti ini sekarang. Aku ingin selalu terlihat kuat, didepan orang lain, di depan keluargaku, dan didepan Bapak. AKu ingin mereka melihat bahwa aku bisa hidup bahagia, tak perlu dikasihani. Saat aku merasa capek, kesepian, dan butuh sandaran, aku tidak pernah mencoba mengatakannya pada siapapun. Sekalipun aku tak pernah mengatakan bahwa aku merindukan ibuku pada bapak atau mbak, aku tak pernah sekalipun membicarakan Ibu didepan mereka. Aku ingin menunjukkan pada mereka bahwa aku baik-baik saja.
Tapi sekarang, aku sedikit menyadari bahwa memendam tak selamanya baik, rasanya sakit sekali, kadang aku ingin semua orang tau bahwa aku capek, aku merindukan ibuku, aku tidak sekuat yang mereka kira.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | ewa network review